Pages

Saturday, 2 May 2015

ARUM JERAM di Magelang

Bulan Mei. 
Masih ingat  kata -kata Ringgo? " kamu kapan nikahnya? Aku mei ". sambil berucap dalem hati may be yes may be no. Yang pasti Mei jadi bulan menyenangkan tahun ini. Coba tengok kalendermu, tanggal merah berjejer disana. Tanggal merah berarti libur. Dan itu artinya libur telah tiba. Horee. 
Bagi temen-temen yang merupakan seorang pekerja keras ( pekerja lunak ada gak yah?) moment tanggal merah adalah moment yang paling ditunggu-tunggu. Berhubung Mei banyak libur nih, mumpung libur nih, apa rencanamu? 

Untuk saya sendiri, lebih suka berlibur ke destinasi yang menantang. Salah satunya wisata Arum Jeram. Arum jeram atau biasa disebut rafting merupakan aktifitas pengarungan bagian alur sungai yang berjeram/beriam dengan menggunakan perahu karet, kayak, kano dll. Selain untuk sarana rekreasi,  arum jeram juga dapat menjadi sarana olahraga dan ekspedisi. Paket three in one. Arum jeram juga melatih kekompakkan kita.

Sungai elo magelang menjadi pilihan saya bersama teman-teman yang berjumlah kurang lebih 40 orang untuk menghhabiskan libur pekan lalu.  Harga yang ditawarkan cukup murah Rp. 150.000,-/orang. Fasilitas snack, minum es kelapa, dan makan siang.

Dari semarang kami bergegas menuju lokasi di Magelang dengan waktu tempuh kurang dari satu jam. Sesampainya disana, suara-suara hewan yang tak bisa ditemukan di kota  menyambut kedatangan kami. Begitu asri, adem dan tentrem. Udaranya pun masih segar. dan Lokasinya dibuat sedemikian rupa nuansa bali dengan kain kotak hitam putih di pohon-pohon

Rupannya tidak hanya rombongan kami,  ada rombongan lain yang sudah bersiap juga. Sebut saja tempat pertama yang kami datangi adalah titik akhir arum jeram. Sepuluh menit kemudian kami diminta oleh guide untuk menaiki angkutan. Angkutan kota ini gratis sepaket dengan harga yang telah ditawarkan. Di dalam angkutan,  sudah tersedia alat-alat yang akan digunakan untuk arum jeram. Kami harus menempuh jarak 12 km untuk ke titik awal. Kendaraan, tas, HP, dompet telah dititipkan ke petugas. Kami seperti orang-orang yang sedang kabur dari rumah.hehe.
 Foto: Break, etengah perjalanan mengarungi sungai ELo
Foto: Saat sedang ada arus deras
Sesampainya di titik awal arum jeram, kami diminta untuk mengambil pelampung untuk dikenakan, dan satu dayung. kami berbaris mengikuti instruksi dari guide. Pesan yang saya tangkap bahwa dalam arum jeram kita harus memperhatikan segala intruksi yang ada demi keamanan. Dalam hal memegang dayung juga ada tekniknya, ketika perahu karet terbalik dan kita tercebur ke sungai kita juga perlu tahu bagaimana mengambil posisi yang benar. Seingatku ketika kita lepas dari perahu karet kita hanya perlu bersikap tenang dan mengatur posisi kita sedemikian rupa seperti berbaring menghadap arus. Dengan posisi kaki di bagian bawah dimaksudkan ketika ada bebatuan di depan kita maka kaki kita dapat menjadi tumpuan untuk mengelak bukan kepala kita. Tidak diperkenankan menjadi pahlawan kesiangan. Meskipun kita tahu diri kita paling jago dalam hal renang, atau pernah menjadi juara renang antar kampung tidak perlu menjadi pahlawan kesiangan, Karena dikhawatirkan ketika kita ingin menolong teman yang lepas dari perahu karet malah kita sendiri yang ikut lepas. Ada satu guide yang menemani setiap perahu. Jangan khawatir.

Foto: tepi sungai elo

Kemudian kami bergegas menaiki perahu, bersama tim kami masing-masing. Ada 9 tim. dan saya bersama tim menjadi tim yang paling bontot. Otomatis berangkat paling akhir. Sungai yang cukup dalam hampir 2 meter. Warna coklat air sungai membuat saya sedikit takut. Namun setelah menaiki perhau karet rasa takut pun hilang dengan sendirinya. Terkalahkan dengan pemandangan, suasana, dan serunya megarungi kali yang berjeram. 

Rasanya ingin lagi, tidak kapok. meskipun sempet kecebur dan minum aer kali beberapa kali.