Pages

Friday, 18 April 2014

Kegelisahan Masa Depan

" Worry pretends to be necessary but serves no useful purpose.” ~Eckhart Tolle    

Sekitar enam bulan yang lalu saya lulus kuliah. Lulus dengan nilai yang memuaskan ini merupakan target ketika awal masuk kuliah. Dan sampailah pada target pertama, saya merasa perjuanganku dan usahaku tidaklah sia-sia. Alhamdulilah. Saya pun diwisuda dengan perasaan haru.

     Beberapa hari setelah diwisuda saya mulai memikirkan masa depan. Dimana saya harus bekerja?. Kemanakah harus melangkahkan kaki?. Selain bekerja saya juga merungsingkan soal jodoh. Dimana ia dan orang manakah ia? Satu persatu pertanyaan itu selalu memenuhi pikiranku setiap hari. Saya mengalami insomia hampir satu minggu. Dalam sehari saya hanya bisa tidur selama 3 jam. Betapa itu sangat menyiksa. Kesehatan mulai terganggu dan impactnya berat badan turun.

     Saya pun akhirnya menyadari bahwa yang saya lakukan itu tidaklah benar. Setiap hari memikirkan pertanyaan-pertanyaan masa depan tanpa ada usaha untuk mewujudkan semua pertnyaan itu. Satu persatu pertnyaan itu saya jawab dengan sedikit usaha. Saya hanya menuruti apa yang memang saya inginkan. Saya memutuskan untuk pindah tempat tinggal dan kerja, memilih tinggal bersama orang tua dan bekerja di Pati.

      Masalah muncul ketika telah pindah di Pati. Mendapati bahwa di Pati  kota kecil minim lowongan kerja, persaingan begitu ketat. Seringkali selentingan " Disini susah dapat kerja tanpa ada orang dalam atau tanpa membayar uang". Ini membuat saya sedikit down. Namun saya tetap menanamkan pada diri bahwa Allah akan membagi rejeki secara adil kepada hambanya. Saya yakin dan percaya.

      Lima bulan telah berlalu semenjak saya mengirim beberapa lamaran kerja di beberapa perusahaan. Beberapa kali saya mengikuti wawancara namun hasilnya nihil. Dan terakhir saya ikut tes di perusahaan ritel di Jepara. Saya naik motor sendiri untuk pertama kali melewati jalur pantura dengan jarak tempuh yang lumayan jauh. Tanpa ada kenalan hanya berbekal alamat perusahaan. Bisa dibilang saya nekat waktu itu. Setiap saya pergi untuk mengikuti wawancara/ tes dan memasukkan lamaran saya berdoa

" Ya Allah ini usaha yang saya lakukan mudah-mudahan engkau memberkahi dan memberi jalan."

      Sesampainya di Jepara saya tidak dites hanya diwawancara dengan ruangan yang seadanya. SDMnya memberi lembaran peta. Ia memberitahukan bahwa ia akan menghubungi saya lagi seminggu setelah wawancara. Jika saya dihubungi maka saya dapat mengikuti tes di Semarang. Jika tidak maka I am failed. Seminggu berlalu sejak wawancara itu namun tak kunjung ada konfirmasi. Saya gagal. Namun bukan berarti apa-apa ini hanya karena belum rejeki yakinlah. Meskipun begitu saya lumayan down. Maklum saja sudah 5 bulan lebih.

       Dua hari kemudian ada tukang tembel priuk datang ke desaku. Kebetulan priuk ibuku banyak yang bolong. Ibuku pun memberikan priuknya untuk ditembel. Karena saking banyaknya priuk yang ditembel ibuku pun menunggui tukang tembel priuk itu sambil bercakap-cakap. Ibu menceritakan soal diriku yang belum juga mendapat pekerjaan. Si bapak tukang itu berkata sambil nembel "Sing penting sabar, ikhlas lan narimo insyallah kalu waktunya sudah tiba pasti datang juga pekerjaannya".

       Saya terus mengingat perkataan itu. Seminggu berselang saya memutuskan jika dalam maret saya belum juga dapat pekerjaan saya akan menuruti kata sodara perempuanku yang menyarankan untuk kerja di luar kota. Saya terus berdoa agar saya sudah mendapat pekerjaan akhir bulan maret. Perasaanku begitu kalut, dag dig dug dan was-was. Hari demi hari di akhir tanggal maret seperti cepat berlalu. Saya terus mengecek email dan handphone kalau-kalau saja ada konfirmasi.

       Jam sepuluh pagi di hari selasa handphone saya berdering. Saya mengangkat dan Alhamdulilah saya mendapat panggilan untuk tes waktu itu tanggal 27  bulan Maret. Dan akhirnya tanggal 29 Maret saya mendapat konfirmasi. Sangat menyenangkan dan lega karena setelah semua yang telah saya lalui Allah memberi jalan juga tepat diakhir Maret.

       Masa depan memang tidak ada yang tahu kita sendiri yang perlu merencankan dan mengajukan proposal kepada Allah. Insyallah Allah berkenan menyetujui proposalmu. Tentunya ada usaha dan doa yang rutin lho ya agar Allah setuju. Yakin dan percaya pada kemampuanmu dan pada Allah. Allah selalu ngasih yang terbaik. Ikuti kata hatimu biarkanlah Allah yang akan menentukan. Serahkanlah semua Pada Allah yah. Semangat kawan

    

No comments:

Post a Comment