Pages

Monday 22 July 2013

Ternyata....Hanya Mimpi Belaka

     Baru kemarin malam bulan mei itu, kuputuskan untuk melupakanmu berharap kau bisa bahagia bersama pilihanmu. Namun rasanya seperti sudah bertahun-tahun lamanya terpisah membuatku justru semakin ingat dan ingat. Kenangan masalalu yang justru meninggalkan bekas luka yang sulit untuk dihilangkan dan kenangan indah yang terlalu sayang untuk dihapus. Kenangan yang selalu memenjarakan hati tanpa basa-basi. 
     Aku melihatmu waktu itu, jelas sekali. Aku berupaya mengenggam tanganmu dengan erat. Raut wajah kurang bahagia yang terpancar saat menatapmu. Hati ini gelisah. Aku mengenalmu. Bahkan ketika kau berpura-pura nampak bahagia aku pun tahu. Seringkali kau menutup-nutupinya dariku, namun aku tetap tahu. Kadang terasa konyol. Tega kah menahanmu dalam ketidak bahagiaan? tegakah  melihatmu selalu murung meski didekatku?. Sungguh tak tega rasanya, Perlahan aku longgarkan tanganmu lalu kau mulai menarik tanganmu sejenak setelah itu ada tangan mungil lain yang kau genggam sangat erat. Aku hanya bisa terdiam sepatah katapun tak muncul. Bibirku kelu, tubuhku terasa membeku layalknya es. Waktu terasa terhenti dalam seketika. Kau berjalan perlahan meninggalkanku yang hampir roboh. 
     Kepala terasa pusing. Kusenderkan kepalaku ditembok yang catnya sudah mulai memudar dimakan usia. Disekitarku tak ada siapa-siapa yang terlihat hanya kipas ungu yang mengelurkan bunyi sangat keras seperti gemuruh suara pesawat terbang. Jam setengah enam pass. Ternyata yang tadi hanyalah mimpi.
     Bagaimana kabarmu embekku?
     Apakah kau merindukanku seperti aku merindukanmu?
Sudah bahagia kah kau disana dengan pilihanmu? Ingin sekali mendengar kabarmu langsung dari mulutmu namun aku takut. Menentukan bagaimana mengambil sikap saat melihatmu bersama yang lain? Harus bahagia karena melihatmu bahagia atauukah sedih karena bukan denganku kau bahagia. Aku senang jika kau bahagia dengan pilihanmu namun aku tidak ingin melihatmu, karena melihatmu lagi membuat luka lama terbuka kembali. Bersembunyi mungkin adalah yang terbaik yang bisa kulakukan saat ini. 
    Selamat tinggal embbekku......

No comments:

Post a Comment